Hijau Bumiku, Terjaga Hutanku

Hutan Indonesia memegang peranan penting dalam menjaga kelestarian paru-paru dunia. Data dari dinas Kehutanan terdapat 1,25 juta hektar hutan mengalami deforestasi dari tahun 2000-2005. Hal ini mengisyaratkan bahwa kalimantan yang merupakan paru-paru dunia dan tempat produksi oksigen terbesar di dunia akan sangat tergantung dengan keadaan hutan di Indonesia. 



Hutan di Indonesia termasuk di Kalimantan merupakan hutan terluas yang dapat menjadi pusat produksi oksigen terbesar di dunia. Oleh karena itu sangat memprihatinkan jika banyak kasus kebakaran hutan yang akan menghancurkan hutan di Indonesia. 

Kebakaran hutan adalah satu hal yang sangat memprihatinkan karena banyak lahan hutan yang terbakar dan akan menjadi perhatian dunia. 

Seorang anak negeri mencoba hal sederhana demi menyelamatkan hutan yang merupakan tempatnya bermain dan menghabiskan masa kecilnya. Frankly Afriano Oley demikian dia dikenal Berbekal pengetahuannya yang sederhana ia mencoba mengumpulkan biji-biji hutan yang dapat ditanam dan dibudidayakan kembali. Perlahan Ia mengumpulkan sejumlah biji-biji tersebut lalu merawatnya menjadi bibit siap tanam. Ia tak pernah lelah mengumpulkan biji-bijian tersebut untuk melestarikan dan menanamnya kembali. Bersama-sama masyarakat desa Frankly berkomitmen untuk selalu mengambil kebaikan dari alam tanpa merusaknya. 

Melalui tangan dinginnya Ia kemudian bisa menyelamatkan hutan yang tadinya gundul menjadi hijau kembali. biji-biji yang dikumpulkannya akan menjadi pohon-pohon yang membawa keberkahan menghasilkan oksigen dan siap menjaga hutan Indonesia. 

Masyarakat Dayak patut berbangga dengan hadirnya Franly Aprilano Oley melalui tangan dinginnya menjadi inisiator hijaunya kembali hutan Kalimantan sehingga siap memprodusi oksigen yang sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia dan hewan di dalamnya. 

Disaat orang-orang mulai berpindah ke perkebunan sawit dan kayu, Franly tetap dengan prinsipnya tidak akan menggunduli hutan dan mengganti dengan sawit maupun tambang. Baginya hutan adalah kampung halamannya sampai kapanpun. 

Franly  Aprilano Oley Sang Penjaga Hutan

Seorang pemuda yang saat itu berusia 29 tahun memperjuangkan hak pengelolaan hutan seluas 8.245 hektar kepada warga. Ia berusaha meyakinkan pemerintah bahwa masyarakat desa mampu menjaga hutan dan menjadikannya sebagai wisata hutan yang besar sekali manfaatnya untuk kelangsungan hidup manusia. 


Desa Merabu ini miliki potensi alam pengunungan kapur (karst) yang merupakan rumah bagi puluhan walet. Karst ini menjadi salah satu sumber penghasilan bagi warga. Sarang walet di pegunungan karst menjadi potensi yang tidak ternilai. 

Fankly memperjuangkan ribuan hektar lahan untuk dijaga oleh masyarakat desa tanpa harus merambah dan menggantikan dengan perkebunan sawit. Hutan yang terjaga kelestariannya ini akan menghasilkan ekosistem yang tetap terjaga keasriannya. 

Mata pencaharian masyarakat sekitar adalah petani, namun tidak merusak alam dengan perambahan hutan. Mata pencaharian sehari-hari warga desa adalah Petani gaharu, pemanfaatan hasil hutan, buah-buahan hutan, produksi madu, adalah aktivitas masyakat setempat yang dilakukan tanpa merusak hutan. 

Wisata Hutan Alam kampung Merabu

Kampung Merabu kini sudah dikenal banyak orang, beberapa pusat studi wisata hutan alam, pusat konservasi hewan dan perlindungan tanaman langka mulai merambah ke hutan Merabu. Frankly berusaha meyakinkan pemerintah bahwa masyarakat pun dapat diajak bekerjasama mengelola hutan secara bijak tanpa harus merambah menjadi lahan yang tidak produktif. 


Masyarakat Merabu kabupaten Berau diajarkan bagaimana memanfaaatkan lahan hutan bukan hanya dengan tanaman palawija yang berakibat penggundulan hutan saja namun bisa dijadikan komoditas produksi kayu, sayuran pakis liar, petani gaharu, rotan dan madu hutan tanpa harus menggunduli hutan. 

Kegigihan Frankly berbuah manis, ditengah gempuran tambang batubara dan perkebunan sawit yang merusak hutan Kalimantan dalam skala yang besar, Kampung Mrabu tampil dengan nuansa alami dan asri menjadi desa wisata alam yang sangat bagus untuk kelestarian lingkungan alam. 

Wisata Kampung Merabu

Masyarakat desa Merabu memanfaatkan hasil alam dengan mengambil sayuran untuk kebutuhan pangan mereka seadanya seperti pakis, rebung, serta jamur tanpa sedikitun merusak alam. Mereka memanfaatkan biji-bijian hutan serta hasil hutan seperti rotan dan kulit kayu untuk kerajinan tangan yang kemudian dijual kepada para wisatawan yang datang ke desa. 

Selain itu karena alam dan hutan terjaga sumber air bersih juga terjaga. Hutan kampung Merabu menyimpan cadangan air bersih di sebuah danau kebanggan warga Merabu yang pada akhirnya mengundang wisatawan untuk menginap dan berwisata di sini. Hal ini merupakan sumber dana bagi masyarakat yang dapat menggerakan roda kehidupan mereka. 

Masyarakat sudah sadar betul bahwa merambah hutan untuk dijadikan lahan pertanian bukan solusi untuk bertahan hidup tanpa adanya proses penggantian hutan. Namun melestarikan hutan dan membuatnya menjadi rumah yang nyaman bagi tumbuhan dan pepohonan menjadikan habitat tanaman dan hewan penuh keseimbangan sehingga berbalik akan memberikan apa yang dibutuhkan oleh manusia. 

Karena bijaknya masyarakat yang telah teredukasi dengan baik oleh kegigihan Frankly, warga tidak khawatir dengan kelangsungan kehidupan mereka, bahan makanan yang tidak pernah putus diperoleh dari hasil alam yang dikelola dengan sebaik-baiknya. Alam juga memebrikan kebaikannya, dari tanah Merabu ada tandon air raksasa yang menjadi anugerah masyarakat sekitar serta kelangsungan makhluk hidup di dalamnya. 

Pengelolaan hutan desa yang sangat baik ini menjadikan pemerintah percaya ditangan masyakat kampung Merabu hutan Kalimantan akan tetap menjadi rumah yang nayaman bagi ribuan orang utan, owa, dan hewan dilindungi lainnya. 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hijau Bumiku, Terjaga Hutanku "

Posting Komentar